Aqiqah Bandung

Bagaimana hukum aqiqah anak angkat atau anak asuh? Apakah anak angkat boleh diaqiqahi oleh orang tua angkatnya?

Jawab:

Bismillahirahmanirrahim.

Pada mulanya, aqiqah untuk anak merupakan tugas dan tanggung jawab orang yang memberi nafkah pada anak tersebut. Bisa ayahnya, kakek, nenek, atau ibunya. Nantinya, dana aqiqah menggunakan harta mereka. Statmen ini adalah pendapat madzhab Syafii.

Berdasarkan simpulan di atas maka sebetulnya aqiqah merupakan ibadah maliyah (ibadah yang menggunakan harta). Seperti sedekah, qurban, zakat atau semacamnya. Dan ibadah maliyah ini, bisa dan boleh dikerjakan orang lain, apabila terlebih dahulu mendapat izin dari yang bersangkutan.

Dengan demikian maka aqiqah pun hakikatnya boleh untuk diwakilkan oleh orang lain, selama mendapat izin dari ayah/pemberi nafkah sang anak.

Dari Samurah bin Judub Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda,

كُلُّ غُلَامٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ : تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ

Setiap anak itu tergadai dengan aqiqahnya, kemudian sembelih untuk aqiqah pada hari ketujuh (HR. Abu Daud 2838, Turmudzi 1522 dan dishahihkan al-Albani).

Seorang ulama bernama Dr. Muhammad Ali Ferkus menjelaskan bahwa kalimat [تُذْبَحُ عَنْهُ] “yang disembelihkan sebagai aqiqah untuk anak” menerangkan tentang kerabat dekat, selain kedua orang tuanya, maka boleh untuk menjadi pelaksana aqiqah, termasuk juga orang tua asuh/orang lain.

Nabi Muhammad SAW pun menjadi pelaksana aqiqah cucunya Hasan dan Husain. Karena beliau adalah kakek dari mereka berdua. Disamping itu, beliau pun berhak mengaqiqahkan semua kaum mukminin. Allah berfirman,

النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ

Nabi itu paling berhak terhadap kaum mukminin… (QS. Al-Ahzab: 6).

AQIQAH UNTUK ANAK ANGKAT

Adapun orang tua angkat yang ingin meng-aqiqahi anak angkatnya, berarti sebetulnya dirinya meng-aqiqahi anak orang lain. Berdasarkan keterangan di atas, orang tua angkat boleh meng-aqiqahi anak angkat, jika dia mendapatkan izin dari orang tua kandungnya.

Dr. Muhammad Ali Ferkus menerangkan

الصحيح أنَّه تجوز النيابةُ في العبادات المالية بعد إِذْنِ المولودِ له «الأب» إِنْ كان حيًّا

 

Yang shahih itu boleh mewakilkan ke orang lain dalam kaitan yang berhubungan dengan ibadah maliyah, apabila sebelumnya dia mendapat izin dari ayah aslinya, itupun jika ayahnya masih hidup.

Keterangan yang mirip pernah dilontarkan dalam satu fatwa Syabakah Islamiyah, yang pertanyaannya yaitu;

“bolehkah meng-aqiqahi anak orang lain?”

Jawaban Syabakah Islamiyah

فلا حرج عليك ولا عليه في أن تسامحه بهذا المبلغ ما دام أنك عققت عن ولده بإذنه، فهو بمثابة دين أسقطته عنه، وإنما الخلاف في إجزاء العقيقة عن الغير بغير إذن من تلزمه نفقته

Tidak menjadi soal untuk Anda ataupun ayahnya, saat Anda menyediakan dana untuk aqiqah seorang bayi, selama tepat pada waktunya, lalu ada izin dari ortunya (maka boleh). Ini seperti hutang yang digugurkan orang lain.

Perbedaan pendapat para Ulama tentang mengaqiqahkan anak angkat, hanya pada titik ada atau tidak adanya izin, dari orang tua yang menanggung nafkah sang anak.

Wallahu a’lam.