Penyebab dan Cara Mengatasi Ruam Popok pada Bayi

Aqiqah Bdg – Ayah dan Bunda, ruam popok adalah masalah kulit yang sering dialami bayi yang mengenakan popok sekali pakai secara rutin. Meskipun tidak berbahaya, ruam popok tidak boleh diremehkan.

Jika si kecil mengalami ruam popok dan tidak mendapatkan penanganan yang baik, kondisi ini dapat memburuk hingga menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan pada bayi, loh.

Selain itu, ruam popok yang dibiarkan tanpa pengobatan dapat berisiko menimbulkan infeksi kulit bahkan mengakibatkan luka pada kulit bayi.

Penyebab Ruam Popok

Ruam popok biasanya disebabkan oleh kurang terjaganya kebersihan popok si kecil. Namun, sejumlah masalah lain seperti alergi juga dapat memicu timbulnya ruam popok. Berikut ini merupakan sejumlah penyebab ruam popok yang perlu diwaspadai oleh Ayah dan Bunda, yaitu:

  • Kulit yang lembab dan terus-menerus terkena kotoran dan urine.
  • Popok yang terlalu ketat atau gesekan kulit dan kain popok.
  • Bayi yang mengalami diare atau memiliki tinja yang encer juga dapat memperburuk kondisi ruam popok.
  • Produk perawatan bayi seperti sabun, tisu basah beralkohol, dan krimyang mengandung bahan kimia yang menyebabkan alergi pada kulit bayi.
  • Makanan baru yang membuat tinja lebih encer atau meningkatkan frekuensi buang air besar.
  • Popok tidak diganti dalam waktu yang lama. Idealnya, popok harus diganti setiap 3-4 jam sekali.

Ciri-ciri Ruam Popok

Bagi Ayah dan Bunda yang baru punya buah hati, mungkin belum tahu seperti apa ruam popok. Nah, ruam popok atau diaper rash dapat dikenali dari ciri-ciri berikut ini:

  • Kulit kemerahan di area popok dan tampak seperti bintik-bintik merah atau kulit yang melepuh.
  • Kulit terlihat basah karena kelembaban yang terperangkap di dalam popok.
  • Terjadi pembengkakan di sekitar area popok.
  • Kulit di area popok terlihat pecah-pecah bahkan muncul luka.
  • Bayi rewel atau sulit tidur karena rasa perih dan gatal yang menimbulkan ketidaknyamanan.

Cara Mencegah Ruam Popok

Salah satu penyebab utama ruam popok yaitu kulit yang lembab. Selain karena penggantian popok yang terlalu lama, kondisi ini pada umumnya disebabkan oleh popok yang terlalu tebal dan berdaya serap rendah. Untuk itu,

  • Ayah dan Bunda perlu memilih produk popok dengan kemampuan daya serap dan sirkulasi udara yang baik.
  • Pastikan juga popok yang digunakan tidak terlalu ketat dan berbahan lembut.
  • Penggunaan salep popok bayi juga bisa dilakukan untuk mencegah timbulnya ruam popok. Jadi, Ayah dan Bunda perlu memberikan salep secara rutin pada si kecil.
  • Untuk mencegah munculnya ruam popok saat si kecil diare, pastikan area selangkangan dibersihkan dengan rutin dan hati-hati. Gunakan air hangat dan kain lembut untuk membersihkan area popok. Setelah dibersihkan, area popok bayi juga dipastikan kering sebelum memakaikan popok baru.

Cara Mengobati Ruam Popok

Jika si kecil sudah terlanjur terkena ruam popok, ada sejumlah tindakan yang bisa dilakukan Ayah dan Bunda untuk mengobatinya. Berikut ini merupakan penjelasannya:

  1. Berikan Salep Khusus Ruam Popok

Saat si kecil terkena ruam popok, ayah-bunda bisa secepatnya memberikan salep khusus ruam popok. Salep ruam popok pada umumnya mengandung dekspanthenol dan lanolin yang menjaga kelembaban, membantu pemulihan, mengurangi inflamasi dan meredakan iritasi pada kulit bayi.

  1. Berikan Bahan Alami

Selain salep, Ayah dan Bunda juga bisa memberikan si kecil bahan alami untuk mempercepat pemulihan kulit dari ruam popok. Salah satu contohnya adalah lidah buaya. Lidah buaya memiliki sifat antiinflamasi dan antibakteri, serta membantu menghidrasi kulit dan mempercepat penyembuhan.

  1. Stop Popok Sementara Waktu

Biarkan area popok bayi terbuka agar kulit bayi tetap kering dan mencegah terjadinya iritasi. Lepaskan popok hingga kondisi ruam membaik. Namun, Ayah dan Bunda harus sering memeriksa celana si kecil. Segera ganti jika terasa basah.

  1. Bawa ke Dokter jika Tidak Membaik

Jika kondisi ruam tidak membaik atau justru semakin parah setelah ditangani di rumah selama seminggu, sebaiknya Ayah dan Bunda segera berkonsultasi dengan dokter anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Sumber: theAsianparent

Penulis: Aisyah