Ganti Nama, Haruskah Aqiqah lagi?

Setiap anak yang lahir tentunya mendapat nama dari Ayah dan Bunda-nya. Nama adalah doa. Nama adalah hiasan bagi pemiliknya. Ia manjadi wadah, syiar dan julukan. Baik di dunia bahkan di akhirat.

Sering kita banyak orang yang mempunyai nama yang begitu indah, namun tak sedikit pula ada yang namanya memiliki arti yang kurang bagus. Sehingga biasanya ingin mengganti dengan nama yang lebih baik.

Maka timbullah pertanyaan; apakah ketika mengganti nama baru, haruskah aqiqah lagi?

Jawabannya: TIDAK USAH AQIQAH LAGI

INI PENJELASANNYA

Aqiqah sesungguhnya adalah ibadah yang berkenaan dengan kelahiran anak. Aqiqah ada bukan karena nama anak.

Dikutip dari konsultasi syariah, tiap bayi yang terlahir maka Ayah, Bunda atau waliya mengharuskan melaksanakan aqiqah. Amalan ibadah ini sebagai bentuk penebusan dan rasa syukur karena hadirnya sang anak.

Hal ini tertulis dalam beberapa riwayat hadis. Seperti Ahmad, Bukhari, dan lainnya.

Dari Salman bin Amir RA, dari Nabi Muhammad SAW.

“Untuk tiap kelahiran anak ada ‘aqiqoh’nya. Karena itu, sembelih hewan (domba atau kambing) untuknya lalu buanglah kotoran darinya (cukur rambut)”

Dalam sirah nabi. Beliau sering menyuruh para sahabat untuk mengganti nama-nama sahabat yang bermasalah.

Karena terkadang orang jahiliyah menamakan anak mereka dengan nama-nama pengabdi patung-patung seperti Abdul Ka’bah (hamba Ka’bah) atau Abdul Uzza (hamba Uzza). Atau nama-nama yang tidak baik lainnya.

Sahabat Abdurrahman bin Auf saja sebelum masuk Islam bernama Abdul Ka’bah, lalu diganti oleh Rasulullah dengan nama Abdurrahman. (al-Mu’jam al-Wasith, 253)

Sahabat Abdurrahman bin Abu Bakar, sebelumnya bernama Abdul Uzza. Setelah masuk islam maka diganti dengan Abdurrahman. (al-Mustadrak, 3/538)

Sahabat Muthi bin al-Aswad. sebelumnya bernama al-‘Ash (si tukang maksiat). Setelah ia masuk islam maka dengan Muthi’ (orang yang taat). (al-Mu’jam al-Kabir, 691).

Ada sahabat namanya Hazn (hidup susah), diganti dengan Sahl (mudah).

Ada juga sahabat yang bernama Harb (perang) maka diganti dengan Salm (tenang). (HR. Abu Daud 4958)

Artikel Penting: Paket Aqiqah Bandung Berkualitas Terbaik

Ada sahabat wanita yang asalnya bernama ‘Ashiyah (si tukang maksiat), kemudian diganti dengan Jamilah (perempuan cantik). (HR. Muslim 5727)

Ada sahabat yang dulunya bernama Ashram (hidup melarat), lalu diganti dengan Zur’ah (subur). (HR. Abu Daud 4956). Dan masih banyak lagi yang lainnya

Namun tak pernah dijumpai riwayat satu pun yang menjelaskan harus menyembelih kambing aqiqah karena ganti nama. Wallahu Alam.