Penyebab dan Cara Mengatasi Bayi Susah Tidur

Aqiqah Bdg – Tidur merupakan aktivitas yang diperlukan untuk menunjang tumbuh kembang bayi. Tidur juga penting untuk kesehatan bayi dan perkembangan sistem imun, loh!

Meskipun demikian, tidak jarang didapatkan gangguan tidur pada bayi yang kemudian berdampak juga pada mood dan pola tidur orangtua.

Sebelum menggali lebih dalam faktor penyebab bayi susah tidur, Ayah dan Bunda perlu menyadari bayi memiliki pola dan kebutuhan tidur yang berbeda dengan anak besar atau orang dewasa.

Siklus tidur bayi terbagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:

Fase 1 : mengantuk (drowsiness), bayi mulai jatuh tidur

Fase 2: tidur aktif atau rapid eye movement (REM). Pada tahap ini muncul hentakan pada tangan, kaki, dan tampak gerakan bola mata meskipun kelopak mata terpejam. Bayi juga dapat mengalami episode periodic breathing, yaitu berhenti bernapas 5-10 detik, lalu disusul napas cepat selama 10-15 detik, dan kemudian bernapas reguler.

Fase 3: light sleep, yaitu bayi tampak tidak terlalu aktif dan pola napas menjadi makin reguler. Ini merupakan peralihan ke fase tidur dalam.

Fase 4: tidur dalam atau non-rapid eye movement (NREM). Pada tahap ini bayi lebih sulit dibangunkan.

Bayi baru lahir memiliki pola REM dan NREM yang seimbang. Ketika sedang dalam fase REM, bayi mudah terbangun akibat rangsangan dari luar. Oleh karena itu, durasi tidur dalam 1 siklus umumnya pendek, berkisar 1-2 jam, meskipun kebutuhan tidur dalam sehari masih tinggi.

Seiring waktu, yaitu sekitar usia 6 bulan durasi REM akan menurun, sedangkan NREM lebih dominan bayi dapat memiliki pola tidur yang lebih teratur. Pada malam hari, bayi dapat bangun beberapa kali, tetapi kembali tidur dalam beberapa menit.

Faktor Penyebab Bayi Susah Tidur

Sejumlah faktor dapat menjadi penyebab masalah tidur pada bayi, baik dari faktor bayi sendiri, maupun faktor lingkungan. Berikut penjelasannya!

  1. Genetik 

Beberapa penelitan menunjukan bahwa ekspresi gen, yaitu gen 5-HTTLPR turut berpengaruh ke pola perilaku dan durasi tidur pada batita.

Bayi dengan masalah alergi yang sifatnya diturunkan (atopi), seperti dermatitis atopik, asma, dan rinitis alergi juga sering dilaporkan mengalami masalah tidur. Namun, dampak genetik atopi umumnya bersifat tidak langsung.

  1. Perilaku orangtua atau pengasuh

Pola pengasuhan orangtua dan tingkat pengetahuan terkait pola tidur yang sehat berpengaruh signifikan ke pola tidur anak. Orangtua yang paham mengenai sleep hygiene dan pentingnya menghindari screen time sebelum tidur dapat menuntun anak untuk membangun kebiasaan tidur yang baik.

Selain itu, faktor psikologis orangtua juga turut berperan. Orangtua yang depresi hingga cenderung melakukan kekerasan menyebabkan anak mudah mengalami masalah tidur.

  1. Masalah medis dan gangguan tidur

Banyak masalah medis yang bisa mengganggu tidur anak, misal alergi (dermatitis atopik, asma), gangguan perkembangan (autisme, palsi serebral), dan infeksi.

Selain itu, gangguan tidur, misal parasomnia, obstructive sleep apnea (napas berhenti saat tidur), juga dapat menyebabkan durasi tidur memendek, perubahan siklus tidur, dan membuat anak lebih sering terbangun di malam hari.

  1. Kebiasaan dan lingkungan tidur 

Kebiasaan tidur yang baik perlu ditanamkan sejak bayi, termasuk membuat rutinitas tidur, membuat jadwal tidur dan bangun yang rutin, tidak makan minum menjelang tidur, menghindari aktivitas fisik aktif sebelum tidur, menghindari screen time sebelum tidur, dan hanya menggunakan kasur untuk tidur saja.

Lingkungan tidur juga perlu diperhatikan, misal harus tenang dan cenderung redup. Bila kebiasaan tidur sejak masa bayi buruk, umumnya akan terbawa hingga usia anak dan remaja nantinya.

Cara Mengatasi Bayi Susah Tidur 

Jika bayi mengalami masalah tidur, sejumlah cara berikut ini dapat dicoba.

  1. Kenali tanda bayi mengantuk pada bayi 

Beberapa bayi menangis atau tampak rewel ketika mengantuk. Perilaku lain yang juga sering dilakukan adalah menggosok mata, telinga, dan menunjukkan pandangan kosong. Bayi umumnya mudah ditidurkan ketika ia mulai menunjukkan tanda-tanda tersebut.

  1. Susun jadwal yang teratur 

Bayi tidur lebih baik bila jadwal tidur dan bangun bersifat teratur. Tidur siang juga perlu diperhatikan karena bila frekuensi atau durasi terlalu pendek, risiko kelelahan dan gangguan tidur pada bayi meningkat.

  1. Buat rutinitas tidur 

Rutinitas tidur berupa kegiatan sebelum tidur yang bersifat menenangkan. Hal ini dapat berupa mandi sebelum tidur, dan membacakan buku. Pada bayi di atas 6 bulan, hindari menjadikan proses menyusui atau makan menjadi rutinitas tidur.

  1. Pastikan lingkungan tidur konsisten

Bayi perlu dibiasakan untuk tidur di tempat dan suasana tidur yang sama setiap malam. Pastikan juga kamar tidur cenderung gelap, dingin, dan tenang.

  1. Baringkan bayi di kasur saat bayi mulai mengantuk

Setelah melakukan rutinitas sebelum tidur dan bayi menunjukkan tanda mengantuk, segera baringkan bayi di kasur meskipun belum sepenuhnya tertidur.

Hal ini akan mendorong bayi untuk belajar self soothing dan tidur sendiri. Bila bayi sudah mampu mengembangkan self soothing, ia dapat tidur kembali dengan cepat ketika terbangun di malam hari.

Jika dengan berbagai cara di atas masalah tidur belum dapat diatasi, perlu dipikirkan kemungkinan si Kecil sedang mengalami masalah medis, seperti kolik, refluks, dll yang mengganggu sehingga perlu konsultasi lebih lanjut dengan dokter anak, ya.

Sumber: Popmama.com

Penulis; Aisyah