Aqiqah Bdg – “Hayoo, kalau main kaki, nanti kakinya Allah potong, loh!”
Ayah Bunda, pernahkan kita mendengar atau bahkan kita sendiri yang mengucapkan kalimat tadi kepada anak yang sedang di fase suka menendang atau main kaki? Atau mungkin kalimat seperti “awas kalau nakal nanti digigit setan” ataupun “kalau cubit cubit nanti tangannya dipotong Allah!”.
Lantas mau sampai kapan kita menjadi orangtua yang menanamkan iman dan aqidah yang salah kaprah?
Menjadi orangtua yang memberikan petuah tidak relevan, bahkan mencela kebesaran Allah SWT. Padahal, faktanya Allah sangat menyayangi seluruh hamba-Nya, termasuk anak-anak. Bahkan anak-anak yang masih kecil pastinya masih dalam keadaan suci, tidak ada hisab sedikitpun atas mereka. Lalu, kita malah mengatakan kepada si kecil bahwa Allah akan memotong kaki mereka?
Jika demikian, apa yang akan dipikirkan si kecil tentang Tuhannya, kalau ia yang bahkan belum mengenali dirinya sendiri, sudah dilabeli dengan mindset bahwa Allah suka memotong kaki anak yang “nakal”?
Bagaimana caranya si kecil yang masih polos bisa mencintai Rabb-nya jika kesan pertama yang tertanam dalam dirinya adalah Allah itu kejam? Allah itu menakutkan? Naudzubillah …
Bukankah kewajiban orangtua adalah mendidik anak sesuai fitrah? Menanamkan tauhid dan aqidah yang lurus?
Sangat tidak tepat jika sebagai orangtua, kita mengatakan hal-hal yang tidak baik tentang Allah. Coba sudah pernah mencoba mencari dalam Al Quran apakah pernah dibahas dalil tentang Allah akan memotong kaki anak-anak yang nakal? Ataupun ayat tentang digitit setan? Ataupun dalil tentang hukuman Allah kepada anak-anak.
Yang ada malah, ayat-ayat yang menunjukkan betapa penyayang dan pengasihnya Allah SWT. Terlebih kepada anak yang masih dalam keadaan suci. Terlebih lagi kepada anak yatim. Maka, jika Allah saja begitu mencintai dan menyayangi mereka yang bahkan masih suci tanpa hisab, lantas bagaimana bisa kita sebagai orangtuanya justru malah menanamkan pemahaman bahwa Allah itu kejam? Allah itu jahat? Astagfirullahaladzim …
Maka pertanyaannya adalah: Sudahkan kita menjadikan Al Quran dan As-Sunnah sebagai pedoman dalam mendidik anak? Agar tidak saling sesat menyesatkan.
Tahun 2022 sudah berakhir, sudah saatnya kita banyak belajar dan menuntut ilmu. Belajar pemahaman tauhid dan aqidah yang benar. Agar kita tidak menjadi orangtua yang dzalim, yang menanamkan pemahaman keliru terutama kepada anak-anak. Agar kita tidak sembarangan mengikuti gaya parenting yang sesat dan tidak benar.
Barakallahu Fiikum, Ayah Bunda. Semoga Allah selalu menjaga kita dalam pengasuhan, memudahkan kita dalam mendidik sebaik-baik keturunan. Dan diberikan kemudahan untuk terus belajar dan saling mengajarkan tentang kebaikan yang lurus.
Sumber gambar: pendidikankarakter.com
Penulis: Elis Parwati